BSP PHASE I TRAINING

Durasi 3 Hari (*diselenggarakan di Indonesia)

Brainspotting adalah metode psikoterapi yang bekerja dengan mengidentifikasi, memproses dan melepaskan sumber neurofisiologis dari masalah emosional / fisik, trauma, disosiasi dan berbagai gejala atau masalah lainnya. Brainspotting dapat dijadikan sebagai metode diagnosis dan penyembuhan simultan, yang diperkuat oleh BioLateral Sound, yang bekerja secara mendalam, langsung, kuat dan terfokus.

Brainspotting mengidentifikasi posisi mata yang teraktivasi, yang dikenal sebagai Brainspots. Brainspots berada di salah satu atau kedua mata, diamati melalui apayang dirasakan oleh klien/pasien (Inside Window) atau dari observasi yang dilakukan terapis terhadap respon refleks klien/pasien (Outside Window), seperti mata berkedip, berkedut atau bergetar, pupil membesar, napas yang cepat dan pergeseran tubuh. Peserta akan belajar mengenai strategi pendekatan fenomenologis pada Brainspotting, guna mengidentifikasi dan memproses Brainspots. Selain itu, teknik ini memperhatikan cara memanfaatkan dan mengintegrasikan Brainspotting ke dalam penanganan klien berkelanjutan, termasuk dalam penanganan klien/pasien disosiatif. Brainspotting dapat diadaptasikan dengan berbagai bidang spesialisasi.

Brainspotting memberikan terapis alat bantu yang baik, memungkinkan klien/pasien lebih cepat dan efektif memfokuskan dan memproses bagian otak dalam yang menyimpan banyak masalah emosional, somatik, dan kinerja.

Tujuan BSP Phase I

Melalui metode ceramah, demonstrasi langsung dan praktikum, peserta akan belajar hal-hal berikut ini:

  • Berbagai komponen Brainspotting
  • Penggunaan teknik Inside Window dan Outside Window
  • Penggunaan Brainspotting dalam penanganan trauma, disosiatif, psikologi olahraga, kondisi somatik
  • Demonstrasi dan praktik Brainspotting

BSP PHASE II TRAINING

Durasi 3 Hari (*diselengarakan di Indonesia)

BSP Phase II training akan dimulai dengan melakukan review mengenai teknik Outside Window, Inside Window, Gazespotting, dengan menekankan tentang bagaimana berinteraksi dengan klien/pasien secara klinis.

Peserta akan diperkenalkan dengan beberapa teknik penting lainnya, seperti One-Eye Brainspotting dengan kacamata khusus. Selain itu, juga diajarkan teknik Brainspotting 3 Dimensi menggunakan "Z-Axis" Brainspotting (melalui jarak yang dekat dan jauh), serta Convergence therapy, yang memperluas Z-Axis untuk mengaktifkan saraf vagus melalui refleks jantung okular. Teknik tambahan lainnya adalah & Rolling Brainspotting," yang dilakukan dengan mengecek setiap posisi mata secara perlahan-lahan dan berhenti di setiap Brainspot. Selain itu, juga terdapat teknik gabungan Inside-Outside Brainspotting, di mana kedua respon refleks dan perasaan aktivasi tertinggi yang dialami klien/pasien digunakan bersama untuk menemukan Brainspots.

Pada hari ketiga, akan mempelajari level yang lebih tinggi dari Advanced Resource Model, yang menggabungkan antara One-Eye dan Z Axis Brainspotting. Teknik ini dapat digunakan untuk klien/pasien dengan PTSD yang sangat kompleks (very complex PTSD) dan klien/terapis yang berada di outside of the Brainspotting window of tolerance. Teknik akan diajarkan melalui ceramah, diskusi atau tanya jawab, demonstrasi dan praktikum.

Tujuan BSP Phase II

Melalui metode ceramah, demonstrasi langsung dan praktikum, peserta akan belajar hal-hal berikut ini:

  • Review komponen Brainspotting (Inside dan Outside Window)
  • Penjelasan tentang frame dan fokus dalam diagnosa dan penanganan dengan Brainspotting
  • Demonstrasi 3 Dimensi Z-Axis dan Convergence Therapy
  • Penjelasan dan demontrasi Rolling Brainspotting, Selfspotting dan Body Gridwork

BSP PHASE III TRAINING

Durasi 3 Hari (*diselengarakan di Indonesia secara online via zoom)

BSP Phase III training adalah pelatihan 3 hari, dimana 2 hari pertama dikhususkan untuk mempelajari teknik Brainspotting yang paling baru dikembangkan atau tidak diajarkan pada fase 1 dan 2. Sementara di hari ke 3 dikhususkan untuk mempelajari BSP untuk performa dan kreativitas.

Hari 1: Advanced Gazespotting, Advanced Z Axis BSP (BrainSweeps and Proximity)

Hari 2: Doublespotting, PartSpotting

Hari 3: Penjelasan mengenai The BSP Sports Trauma Model (akan diuraikan tentang “THIS IS YOUR BRAIN ON SPORT” by Grand and Goldberg), diajarkan dan didemonstrasikan bersama dengan atlet. Juga akan dijelaskan tentang 15 panduan untuk meningkatkan performa dan kreativitas, maupun penerapan creativity expantion, melalui demonstrasi BSP dengan acting coaching, bersama aktor profesional yang melakukan monolog.

Tujuan BSP Phase III

Melalui metode ceramah, demonstrasi langsung dan praktikum, peserta akan belajar hal-hal berikut ini:

  • Peserta akan belajar dan menerapkan teknik BSP dalam praktek klinis mereka, termasuk: BSP Inside / Outside, DoubleSpotting, Advanced Gazespotting, Advanced Z Axis BSP (BrainSweeps dan Proximity dan PartSpotting).
  • Peserta akan belajar dan memanfaatkan BSP Performance Expansion Model, terutama BSP Sports Trauma Model.
  • Peserta akan belajar dan menerapkan BSP Creativity Expansion Model, termasuk menerapkan BSP Acting Coaching.

BSP PHASE IV TRAINING

Durasi 3 Hari (*belum tersedia di Indonesia)

Pelatihan ini bersifat advance, berkembang, dan inovatif. Pelatihan ini menyajikan tiga analisis video dari sesi klien yang dilakukan oleh David Grand dan juga sesi yang dikirimkan oleh peserta pelatihan. Di sesi pagi, video sesi Brainspotting akan dipresentasikan oleh David Grand yang kemudian dianalisa secara detail, dengan melakukan diskusi dengan para peserta pelatihan. Di sesi siang/sore, David Grand akan memaparkan tiga teknik Brainspotting tingkat advance, seperti Dreamspotting, Ekspantion Model dan Bodyspotting. Setiap teknik akan diajarkan melalui presentasi PowerPoint, demonstasi, dan praktikum.

BSP MASTER CLASS

Durasi 3 Hari (*belum tersedia di Indonesia)

BSP Master Class adalah kesempatan bagi para praktisi Brainspotting untuk mempelajari metode Brainspotting menggunakan cara yang biasa dilakukan oleh David Grand di tempat prakteknya. Metode pengajaran dalam pelatihan ini dirancang dengan pendekatan terbuka, integratif, dan pendekatan yang bebas saat dihadapkan dengan klien/pasien dalam semua kategori diagnostik, termasuk Dissociative and Attachment Disorders. Pelatihan ini mencakup pembahasan beberapa pengalaman peserta dalam sesi Brainspotting dengan klien/pasien, bermain peran berdasarkan kasus-kasus menantang yang pernah ditangani peserta, dan presentasi dari inovasi Brainspotting terbaru, serta diskusi interaktif. Pelatihan ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempelajari aplikasi klinis Brainspotting yang lebih advance dan kreatif.

BSP INTENSIVE CLASS

Durasi 4 atau 5 Hari (*diselenggarakan di Indonesia)

Pelatihan ini dirancang oleh David Grand, pendiri dan pengembang Brainspotting untuk memberikan pengalaman belajar terbaik bagi praktisi BSP dan dibatasi maksimal hanya 10 peserta. Masing-masing peserta mendapatkan kesempatan satu kali menjadi terapis dan satu kali menjadi klien. David Grand atau Trainer BSP Intensive akan duduk di sebelah terapis dan secara personal mengajar dengan membimbing terapis dalam proses BSP secara advance, dengan teknik yang terkini dan inovatif. Setelah setiap sesi selesai, akan dilakukan diskusi secara mendalam untuk meningkatkan proses pembelajaran. Singkatnya, Intensive BSP adalah pelatihan master guna mengembangkan keterampilan sebagai praktisi BSP klinis secara advance.

BSP SEMINAR

Durasi 3 Jam (*diselenggarakan di Indonesia)

Dalam seminar ini, peserta diberikan penjelasan singkat mengenai sejarah, cara kerja dan manfaat brainspotting. Dijelaskan juga bagaimana Brainspotting dapat mengatasi berbagai masalah emosi dan juga untuk meningkatkan performa. Kemudian dilanjutkan dengan demo individual dan demo dengan seluruh peserta.

BSP SHARING KNOWLEDGE

Durasi 3 Jam (*diselenggarakan di Indonesia)

Kegiatan ini adalah kegiatan rutin 3 / 4 bulanan yang dilakukan oleh Komunitas Brainspotting Indonesia khusus untuk para praktisi Brainspotting. Dalam kegiatan ini, para praktisi berbagi dan diskusi berbagai pengetahuan yang terkait dengan Brainspotting dan psikoterapi lain yang menunjang, baik secara teori dan pengalaman praktek di lapangan. Pada kegiatan ini, juga dilakukan diskusi berbagai kasus, guna meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam melakukan praktek di lapangan.